MAHAKAM ULU – Warga Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur, kembali menghadapi kelangkaan tabung Liquefied Petroleum Gas (LPG) atau Elpiji 3 kilogram (kg). Akibatnya, harga gas melon ini melonjak tajam hingga mencapai Rp 65 ribu per tabung, jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan PT Pertamina, yakni Rp 28.500 per tabung.
Kondisi ini semakin menyulitkan masyarakat, terutama bagi warga yang bergantung pada Elpiji 3 kg untuk kebutuhan memasak sehari-hari. Banyak yang terpaksa berkeliling antar kampung demi mendapatkan tabung gas atau beralih ke kayu bakar sebagai alternatif.
Idawati, seorang pengecer resmi Pertamina di Kampung Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun, mengaku kewalahan memenuhi permintaan pelanggan karena stok yang sangat terbatas.
“Stok yang datang dari distributor sangat sedikit, sementara permintaan warga sangat tinggi. Saya hanya bisa menjual beberapa tabung per hari, dan itu pun langsung habis,” ujarnya, Sabtu (8/2/2025).
Kelangkaan ini disebut sudah berlangsung selama beberapa hari. Biasanya, pasokan Elpiji 3 kg tiba setiap dua minggu sekali, tetapi akhir-akhir ini sering terlambat dan jumlahnya semakin sedikit. Selain itu, jatah pasokan juga harus dibagi dengan pengecer lain, sehingga stok untuk masyarakat menjadi semakin minim.
Idawati berharap pemerintah daerah dan PT Pertamina segera turun tangan untuk mengatasi masalah ini.
“Masyarakat sangat membutuhkan gas Elpiji untuk kebutuhan sehari-hari. Jika kelangkaan ini terus berlanjut dan harga terus naik, tentu akan berdampak besar pada ekonomi rumah tangga, terutama bagi warga di pedalaman,” katanya.
Hingga saat ini, belum ada kepastian dari pihak terkait mengenai langkah konkret untuk mengatasi kelangkaan Elpiji 3 kg di Mahulu. Masyarakat berharap solusi segera diambil agar kebutuhan energi rumah tangga tetap terpenuhi dengan harga yang terjangkau.
Pewarta : Ichal/Ron
Editor : Nicha R
