MAHAKAM ULU – Matahari belum tinggi ketika langkah kaki warga mulai memadati Balai Kampung Tiong Ohang, Senin pagi (19/5/2025). Di sinilah ratusan masyarakat berkumpul, ingin mendengar langsung visi dan janji perubahan dari pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Mahakam Ulu, Angela Idang Belawan dan Suhuk, S.E.
Dengan suara penuh keyakinan, Angela menyampaikan gagasan-gagasannya. Bagi dia, kampanye bukan sekadar seremonial, melainkan ruang untuk merangkul harapan masyarakat—terutama soal keterisolasian wilayah dan keterbatasan infrastruktur dasar.
“Jembatan bukan hanya sekadar bangunan,” serunya lantang. “Ia adalah penghubung kehidupan. Anak-anak bisa sekolah lebih mudah, hasil tani bisa sampai ke pasar, dan warga lebih cepat mengakses puskesmas.”
Sorotan Angela juga tertuju pada pentingnya pembangunan kantor camat yang lebih representatif. Ia menegaskan bahwa pelayanan publik harus hadir dengan cara yang memudahkan, bukan justru membebani masyarakat.
“Pelayanan publik tidak boleh menyusahkan warga. Kita ingin kantor camat yang dekat, layak, dan melayani dengan cepat,” katanya.
Sementara itu, Suhuk mengangkat persoalan paling mendasar yang masih menghantui warga pedalaman: air bersih. Menurutnya, akses air layak konsumsi tidak boleh menjadi kemewahan, tetapi merupakan kebutuhan dasar yang wajib dipenuhi oleh negara.
“Kampung-kampung pedalaman tak boleh dibiarkan tertinggal. Kami ingin setiap warga menikmati air yang bersih dan aman,” tegas Suhuk.
Suasana kampanye semakin hangat ketika pasangan ini mengajak warga untuk terlibat aktif dalam mengawasi jalannya pembangunan. Bagi Angela–Suhuk, pengawasan publik adalah kunci agar janji tidak berhenti di atas kertas.
Kampanye di Tiong Ohang bukan hanya soal politik. Ia menjadi panggung harapan—bahwa pembangunan harus menjangkau hingga ke pelosok, menyentuh kebutuhan nyata, dan melibatkan masyarakat sebagai bagian dari solusi.
Penulis: Hanafi
Editor: Agus S