spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Suara dari Hulu, Pita Asmara dan Janji untuk Kampung Halaman

MAHAKAM ULU — Tidak ada yang lebih menggetarkan hati selain menyaksikan seorang anak kampung kembali ke tanah kelahiran, bukan sebagai tamu, tapi sebagai calon pemimpin. Itulah yang terjadi di Datah Bilang beberapa hari yang lalu, ketika pasangan calon bupati dan wakil bupati Mahakam Ulu, Angela Idang Belawan dan Suhuk, menggelar kampanye terbuka di kampung yang memiliki makna personal mendalam bagi Suhuk.

Kampanye yang dilakukan pasangan dengan nama populer Pita Asmara ini jauh dari kesan formal. Suasana terasa seperti sebuah reuni besar, ketika warga menyambut putra daerah mereka dengan penuh haru.

Suhuk, calon wakil bupati, tak bisa menyembunyikan emosinya ketika menginjakkan kaki di kampung halaman yang membentuk siapa dirinya hari ini.

“Saya lahir di sini, dibesarkan di sini. Sungai Mahakam bukan hanya air, tapi darah kehidupan saya,” tutur Suhuk dalam pidatonya yang menggugah, membuat banyak warga meneteskan air mata.

Suhuk berasal dari suku Kenyah, dan kisah keluarganya terjalin erat dengan sejarah Datah Bilang bahkan kakeknya pernah menerima penghargaan dari Presiden Soeharto atas jasa-jasanya terhadap suku Kenyah.

Baca Juga:   Pengecatan Plafon RTLH di Laham, Satgas TMMD Pastikan Hasil Lebih Rapi

Angela Idang Belawan, sang calon bupati, dengan tegas menyuarakan visi mereka yang berakar pada budaya lokal.

“Kami datang bukan hanya membawa janji pembangunan. Kami membawa semangat untuk memulai pembangunan dari kampung, dari akar. Dan Datah Bilang adalah salah satu prioritas kami.”

Warga Datah Bilang tak hanya hadir, mereka merayakan kehadiran pasangan ini.

Anak-anak menari, orang tua membacakan doa, dan kain tenun khas Kenyah disematkan secara simbolis kepada Angela dan Suhuk—sebuah tanda restu dari leluhur dan masyarakat adat.

Kampanye ini mungkin hanya berlangsung beberapa jam, tetapi bagi masyarakat Datah Bilang, ia akan dikenang sebagai hari di mana masa depan dan masa lalu bertemu, dan harapan baru bagi Mahakam Ulu pun mulai ditenun kembali dari kampung kecil yang penuh makna ini.

Penulis: Hanafi
Editor: Nicha R

BERITA POPULER