MAHAKAM ULU – Di bawah terik matahari siang, ratusan warga Kampung Batu Majang, Kecamatan Long Bagun, berkumpul di lapangan terbuka, Selasa (13/5). Mereka datang bukan hanya untuk menyimak pidato politik, melainkan untuk menyuarakan harapan lama: impian tentang jembatan yang akan menghubungkan Kampung Long Bagun dan Kampung Batu Majang.
Sorak sorai mengiringi kemunculan Stanislaus Liah, tokoh adat dan mantan calon wakil bupati, yang kini menyatakan dukungan kepada pasangan calon nomor urut 3, Angela Idang Belawan dan Suhuk—yang dikenal dengan sebutan PITA ASMARA.
“Ini bukan sekadar kampanye. Ini perjuangan menghadirkan keadilan akses dan mengakhiri keterisolasian,” ucap Stanislaus.
Ia mengisahkan mahalnya biaya menyeberang sungai, anak-anak yang bertaruh keselamatan di kapal kecil demi bersekolah, serta ibu-ibu yang harus menyeberangkan hasil kebun untuk dijual ke pasar di seberang.
Dari sekian program yang ditawarkan, pembangunan Jembatan Long Bagun–Batu Majang menjadi magnet utama. Bagi warga, jembatan itu bukan sekadar beton dan besi—melainkan simbol pemersatu, akses ekonomi, dan jalan menuju masa depan yang lebih baik bagi anak-anak mereka.
Angela menegaskan bahwa proyek jembatan akan menjadi prioritas utama jika terpilih. “Kami tidak datang membawa janji kosong. Kami datang membawa komitmen,” ujarnya.
Suhuk menambahkan, setiap tahap pembangunan akan melibatkan masyarakat agar hasilnya sesuai dengan kebutuhan nyata warga.
Antusiasme warga terasa nyata. Di antara mereka ada Ibu Maria, pedagang sayur yang setiap hari menyeberang sungai untuk menjajakan dagangannya.
“Saya sudah tua, tapi saya ingin cucu saya bisa jalan kaki ke sekolah tanpa naik kapal,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Kampanye ini tak lagi sebatas agenda politik. Ia menjelma menjadi panggung harapan kolektif warga Mahulu—tentang daerah yang tidak hanya tumbuh, tapi juga merata dan berkeadilan.
Pada 24 Mei nanti, mereka akan membawa harapan itu ke bilik suara.
Penulis: Hanafi
Editor: Agus